yanti

yanti
me n my sister

adex n aq

adex n aq

Mengenai Saya

Foto saya
cewk yg suka bergaul dgn cowk tp agk manja juga egois dlm segala hal tapi terkadang mw mengalah kq... terkadang seperti kanak-kanak, terkadang bs dewasa jg kq... syg ma kluarga n pny cita2 bwt m'bahagiakan kluarga ku i luv my family^

Pengikut

Jumat, 26 Februari 2010

LEMPENG TEKTONIK

1.pengertianTektonik
Lempeng adalah sebuah teori dalam bidang geologi yang dikembangkan untuk memberi penjelasan terhadap adanya bukti-bukti pergerakan skala besar yang dilakukan oleh litosfer bumi. Teori ini telah mencakup dan juga menggantikan Teori Continental Drift yang lebih dahulu dikemukakan pada paruh pertama abad ke-20 dan konsep seafloor spreading yang dikembangkan pada tahun 1960-an.
Bagian terluar dari interior bumi terbentuk dari dua lapisan. Di bagian atas terdapat litosfer yang terdiri atas kerak dan bagian teratas mantel bumi yang kaku dan padat. Di bawah lapisan litosfer terdapat astenosfer yang berbentuk padat tetapi bisa mengalir seperti cairan dengan sangat lambat dan dalam skala waktu geologis yang sangat lama karena viskositas dan kekuatan geser (shear strength) yang rendah. Lebih dalam lagi, bagian mantel di bawah astenosfer sifatnya menjadi lebih kaku lagi. Penyebabnya bukanlah suhu yang lebih dingin, melainkan tekanan yang tinggi.
Lapisan litosfer dibagi menjadi lempeng-lempeng tektonik (tectonic plates). Di bumi, terdapat tujuh lempeng utama dan banyak lempeng-lempeng yang lebih kecil. Lempeng-lempeng litosfer ini menumpang di atas astenosfer. Mereka bergerak relatif satu dengan yang lainnya di batas-batas lempeng, baik divergen (menjauh), konvergen (bertumbukan), ataupun transform (menyamping). Gempa bumi, aktivitas vulkanik, pembentukan gunung, dan pembentukan palung samudera semuanya umumnya terjadi di daerah sepanjang batas lempeng. Pergerakan lateral lempeng lazimnya berkecepatan 50-100 mm/a.

2.Perkembangan Teori
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, geologi berasumsi bahwa kenampakan-kenampakan utama bumi berkedudukan tetap. Kebanyakan kenampakan geologis seperti pegunungan bisa dijelaskan dengan pergerakan vertikal kerak seperti dijelaskan dalam teori geosinklin. Sejak tahun 1596, telah diamati bahwa pantai Samudera Atlantik yang berhadap-hadapan antara benua Afrika dan Eropa dengan Amerika Utara dan Amerika Selatan memiliki kemiripan bentuk dan nampaknya pernah menjadi satu. Ketepatan ini akan semakin jelas jika kita melihat tepi-tepi dari paparan benua di sana. Sejak saat itu banyak teori telah dikemukakan untuk menjelaskan hal ini, tetapi semuanya menemui jalan buntu karena asumsi bahwa bumi adalah sepenuhnya padat menyulitkan penemuan penjelasan yang sesuai.
Penemuan radium dan sifat-sifat pemanasnya pada tahun 1896 mendorong pengkajian ulang umur bumi, karena sebelumnya perkiraan didapatkan dari laju pendinginannya dan dengan asumsi permukaan bumi beradiasi seperti benda hitam. Dari perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa bahkan jika pada awalnya bumi adalah sebuah benda yang merah-pijar, suhu Bumi akan menurun menjadi seperti sekarang dalam beberapa puluh juta tahun. Dengan adanya sumber panas yang baru ditemukan ini maka para ilmuwan menganggap masuk akal bahwa Bumi sebenarnya jauh lebih tua dan intinya masih cukup panas untuk berada dalam keadaan cair.
Teori Tektonik Lempeng berasal dari hipotesis continental drift yang dikemukakan Alfred Wegener tahun 1912. dan dikembangkan lagi dalam bukunya The Origin of Continents and Oceans terbitan tahun 1915. Ia mengemukakan bahwa benua-benua yang sekarang ada dulu adalah satu bentang muka yang bergerak menjauh sehingga melepaskan benua-benua tersebut dari inti bumi seperti ‘bongkahan es’ dari granit yang bermassa jenis rendah yang mengambang di atas lautan basal yang lebih padat. Namun, tanpa adanya bukti terperinci dan perhitungan gaya-gaya yang dilibatkan, teori ini dipinggirkan. Mungkin saja bumi memiliki kerak yang padat dan inti yang cair, tetapi tampaknya tetap saja tidak mungkin bahwa bagian-bagian kerak tersebut dapat bergerak-gerak. Di kemudian hari, dibuktikanlah teori yang dikemukakan geolog Inggris Arthur Holmes tahun 1920 bahwa tautan bagian-bagian kerak ini kemungkinan ada di bawah laut. Terbukti juga teorinya bahwa arus konveksi di dalam mantel bumi adalah kekuatan penggeraknya.
Bukti pertama bahwa lempeng-lempeng itu memang mengalami pergerakan didapatkan dari penemuan perbedaan arah medan magnet dalam batuan-batuan yang berbeda usianya. Penemuan ini dinyatakan pertama kali pada sebuah simposium di Tasmania tahun 1956. Mula-mula, penemuan ini dimasukkan ke dalam teori ekspansi bumi, namun selanjutnya justru lebih mengarah ke pengembangan teori tektonik lempeng yang menjelaskan pemekaran (spreading) sebagai konsekuensi pergerakan vertikal (upwelling) batuan, tetapi menghindarkan keharusan adanya bumi yang ukurannya terus membesar atau berekspansi (expanding earth) dengan memasukkan zona subduksi/hunjaman (subduction zone), dan sesar translasi (translation fault). Pada waktu itulah teori tektonik lempeng berubah dari sebuah teori yang radikal menjadi teori yang umum dipakai dan kemudian diterima secara luas di kalangan ilmuwan. Penelitian lebih lanjut tentang hubungan antara seafloor spreading dan balikan medan magnet bumi (geomagnetic reversal) oleh geolog Harry Hammond Hess dan oseanograf Ron G. Mason menunjukkan dengan tepat mekanisme yang menjelaskan pergerakan vertikal batuan yang baru
Seiring dengan diterimanya anomali magnetik bumi yang ditunjukkan dengan lajur-lajur sejajar yang simetris dengan magnetisasi yang sama di dasar laut pada kedua sisi mid-oceanic ridge, tektonik lempeng menjadi diterima secara luas. Kemajuan pesat dalam teknik pencitraan seismik mula-mula di dalam dan sekitar zona Wadati-Benioff dan beragam observasi geologis lainnya tak lama kemudian mengukuhkan tektonik lempeng sebagai teori yang memiliki kemampuan yang luar biasa dalam segi penjelasan dan prediksi.
Penelitian tentang dasar laut dalam, sebuah cabang geologi kelautan yang berkembang pesat pada tahun 1960-an memegang peranan penting dalam pengembangan teori ini. Sejalan dengan itu, teori tektonik lempeng juga dikembangkan pada akhir 1960-an dan telah diterima secara cukup universal di semua disiplin ilmu, sekaligus juga membaharui dunia ilmu bumi dengan memberi penjelasan bagi berbagai macam fenomena geologis dan juga implikasinya di dalam bidang lain seperti paleogeografi dan paleobiologi

3.Prinsip-prinsip Utama

Bagian luar interior bumi dibagi menjadi litosfer dan astenosfer berdasarkan perbedaan mekanis dan cara terjadinya perpindahan panas. Litosfer lebih dingin dan kaku, sedangkan astenosfer lebih panas dan secara mekanik lemah. Selain itu, litosfer kehilangan panasnya melalui proses konduksi, sedangkan astenosfer juga memindahkan panas melalui konveksi dan memiliki gradien suhu yang hampir adiabatik. Pembagian ini sangat berbeda dengan pembagian bumi secara kimia menjadi inti, mantel, dan kerak. Litosfer sendiri mencakup kerak dan juga sebagian dari mantel. Suatu bagian mantel bisa saja menjadi bagian dari litosfer atau astenosfer pada waktu yang berbeda, tergantung dari suhu, tekanan, dan kekuatan gesernya. Prinsip kunci tektonik lempeng adalah bahwa litosfer terpisah menjadi lempeng-lempeng tektonik yang berbeda-beda.
Lempeng ini bergerak menumpang di atas astenosfer yang mempunyai viskoelastisitas sehingga bersifat seperti fluida. Pergerakan lempeng biasanya bisa mencapai 10-40 mm/a (secepat pertumbuhan kuku jari) seperti di Mid-Atlantic Ridge, ataupun mencapai 160 mm/a (secepat pertumbuhan rambut) seperti di Lempeng Nazca. Lempeng-lempeng ini tebalnya sekitar 100 km dan terdiri atas mantel litosferik yang di atasnya dilapisi dengan hamparan salah satu dari dua jenis material kerak. Yang pertama adalah kerak samudera atau yang sering disebut dengan “sima”, gabungan dari silikon dan magnesium. Jenis yang kedua yaitu kerak benua yang sering disebut “sial”, gabungan dari silikon dan aluminium. Kedua jenis kerak ini berbeda dari segi ketebalan di mana kerak benua memiliki ketebalan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kerak samudera. Ketebalan kerak benua mencapai 30-50 km sedangkan kerak samudera hanya 5-10 km.
Dua lempeng akan bertemu di sepanjang batas lempeng (plate boundary), yaitu daerah di mana aktivitas geologis umumnya terjadi seperti gempa bumi dan pembentukan kenampakan topografis seperti gunung, gunung berapi, dan palung samudera. Kebanyakan gunung berapi yang aktif di dunia berada di atas batas lempeng, seperti Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire) di Lempeng Pasifik yang paling aktif dan dikenal luas.
Lempeng tektonik bisa merupakan kerak benua atau samudera, tetapi biasanya satu lempeng terdiri atas keduanya. Misalnya, Lempeng Afrika mencakup benua itu sendiri dan sebagian dasar Samudera Atlantik dan Hindia. Perbedaan antara kerak benua dan samudera ialah berdasarkan kepadatan material pembentuknya. Kerak samudera lebih padat daripada kerak benua dikarenakan perbedaan perbandingan jumlah berbagai elemen, khususnya silikon. Kerak samudera lebih padat karena komposisinya yang mengandung lebih sedikit silikon dan lebih banyak materi yang berat. Dalam hal ini, kerak samudera dikatakan lebih bersifat mafik ketimbang felsik. Maka, kerak samudera umumnya berada di bawah permukaan laut seperti sebagian besar Lempeng Pasifik, sedangkan kerak benua timbul ke atas permukaan laut, mengikuti sebuah prinsip yang dikenal dengan isostasi.

4.Jenis-jenis Batas Lempeng

Ada tiga jenis batas lempeng yang berbeda dari cara lempengan tersebut bergerak relatif terhadap satu sama lain. Tiga jenis ini masing-masing berhubungan dengan fenomena yang berbeda di permukaan. Tiga jenis batas lempeng tersebut adalah:
1. Batas transform (transform boundaries) terjadi jika lempeng bergerak dan mengalami gesekan satu sama lain secara menyamping di sepanjang sesar transform (transform fault). Gerakan relatif kedua lempeng bisa sinistral (ke kiri di sisi yang berlawanan dengan pengamat) ataupun dekstral (ke kanan di sisi yang berlawanan dengan pengamat). Contoh sesar jenis ini adalah Sesar San Andreas di California.
2. Batas divergen/konstruktif (divergent/constructive boundaries) terjadi ketika dua lempeng bergerak menjauh satu sama lain. Mid-oceanic ridge dan zona retakan (rifting) yang aktif adalah contoh batas divergen
3. Batas konvergen/destruktif (convergent/destructive boundaries) terjadi jika dua lempeng bergesekan mendekati satu sama lain sehingga membentuk zona subduksi jika salah satu lempeng bergerak di bawah yang lain, atau tabrakan benua (continental collision) jika kedua lempeng mengandung kerak benua. Palung laut yang dalam biasanya berada di zona subduksi, di mana potongan lempeng yang terhunjam mengandung banyak bersifat hidrat (mengandung air), sehingga kandungan air ini dilepaskan saat pemanasan terjadi bercampur dengan mantel dan menyebabkan pencairan sehingga menyebabkan aktivitas vulkanik. Contoh kasus ini dapat kita lihat di Pegunungan Andes di Amerika Selatan dan busur pulau Jepang (Japanese island arc).
4.Lempeng-lempeng utama
Peta lempeng-lempeng tektonik





Lempeng-lempeng tektonik utama yaitu:
Lempeng Afrika, meliputi Afrika – Lempeng benua
Lempeng Antarktika, meliputi Antarktika – Lempeng benua
Lempeng Australia, meliputi Australia (tergabung dengan Lempeng India antara 50 sampai 55 juta tahun yang lalu)- Lempeng benua
Lempeng Eurasia, meliputi Asia dan Eropa – Lempeng benua
Lempeng Amerika Utara, meliputi Amerika Utara dan Siberia timur laut – Lempeng benua
Lempeng Amerika Selatan, meliputi Amerika Selatan – Lempeng benua
Lempeng Pasifik, meliputi Samudera Pasifik – Lempeng samudera
Lempeng-lempeng penting lain yang lebih kecil mencakup Lempeng India, Lempeng Arabia, Lempeng Karibia, Lempeng Juan de Fuca, Lempeng Cocos, Lempeng Nazca, Lempeng Filipina, dan Lempeng Scotia.

Pergerakan lempeng telah menyebabkan pembentukan dan pemecahan benua seiring berjalannya waktu, termasuk juga pembentukan superkontinen yang mencakup hampir semua atau semua benua. Superkontinen Rodinia diperkirakan terbentuk 1 miliar tahun yang lalu dan mencakup hampir semua atau semua benua di Bumi dan terpecah menjadi delapan benua sekitar 600 juta tahun yang lalu. Delapan benua ini selanjutnya tersusun kembali menjadi superkontinen lain yang disebut Pangaea yang pada akhirnya juga terpecah menjadi Laurasia (yang menjadi Amerika Utara dan Eurasia), dan Gondwana yang menjadi benua sisan

Deformasi Batuan

Deformasi batuan dipengaruhi oleh differential stress (tegasan yang berbeda).Stress tidak sama besarannya dalam semua arahnya.
tiga macam differential stress :
• compressive stress – tubuh batuan menjadi tertekan
dan memendek
• tensional stress – tubuh batuan menjadi meregang dan
terpisah
• shear stress – menyebabkan selip dan translasi

Stages of Deformation (Strain)
o Elastic Deformation
merupakan suatu revesible strain, dimana strain akan hilang ketika stress dilepaskan. Elastic strain adalah linear. Suatu plot antara stress versus strain akan membentuk garis lurus. Pada suatu benda, ada poin yang disebut sebagai yield point or elastic limit, dimana permanent deformation akan dipengaruhinya dan bentuk dan/atau ukuran asal tidak terjadi ketika stress menjadi hilang.
o Ductile Deformation
Merupakan suatu irreversible change pada bentuk dan/atau volume batuan yang terkena stress melebihi batas elastic limit.
o Brittle Deformation (Fracture)
Ketika batas dari ductile deformation terlampaui, batuan akan retak dan stress akan hilang. Jelasnya, brittle deformation menyebabkan permanent change




Gambar 1. Kurva stress-strain untuk batuan dalam kondisi pengujian. Ketika terkena stress, material mulanya mengalami elastic deformation. Jika stress dihentikan/dilepaskan pada tahapan ini, batuan akan kembali kepada kondisi semula. Pada point A, elastic limit tercapai, dan batuan mengalami ductile deformation. Batuan kemudian mengalami stress lebih, sehingga terbentuk permanent strain. Jika stress melampaui point B, sejumlah permanent strain terbentuk pada rentang OB'. Jika stress meningkat lagi, maka batuan akan menjadi retak-retak (rupture), sehingga brittle failure terjadi(point F).

Segera setelah elastic limit tercapai, penambahan stress pada brittle substance akan menyebabkan permanent strain yang terjadi sebelum kekandasan batuan (failure) terjadi dan terbentuk rekahan batuan. Hal yang sama pada ductile substance, akan terbentuk ductile deformation sebelum mengalami kekandasan.
Apakah batuan berada pada kondisi ductile atau brittle bergantung atas :
– temperature,
– the confining stress,
– the strain rate, and
– the material being deformed.
Setiap faktor diatas mempengaruhi bagaimana ductile deformation terjadi sebelum brittle failure terjadi.

Proses terjadinya hujan

Dua per tiga dari bumi kita ini mengandung air dan sisanya adalah daratan. Air itu tersimpan dalam banyak wadah seperti samudera, lautan, sungai dan danau. Nah air yang terdapat di berbagai wadah tersebut akan mengalami penguapan atau evaporasi dengan bantuan matahari. Oya, tak lupa juga air yang ada di daun tumbuhan ataupun permukaan tanah. Proses penguapan air dari tumbuh-tumbuhan itu dinamakan transpirasi. Kemudian uap-uap air tersebut akan mengalami proses kondensasi atau pemadatan yang akhirnya menjadi awan. Awan-awan itu akan bergerak ke tempat yang berbeda dengan bantuan hembusan angin baik secara vertikal maupun horizontal. Gerakan angin vertikal ke atas menyebabkan awan bergumpal. Gerakan angin tersebut menyebabkan gumpalan awan semakin membesar dan saling bertindih-tindih. Akhirnya gumpalan awan berhasil mencapai atmosfir yang bersuhu lebih dingin. Di sinilah butiran-butiran air dan es mulai terbentuk. Lama-kelamaan angin tidak dapat lagi menopang beratnya awan dan akhirnya awan yang sudah berisi air ini mengalami presipitasi atau proses jatuhnya hujan air, hujan es dan sebagainya ke bumi. Nah, seperti itulah proses terjadinya hujan.
Kemudian hubungannya dengan bulan yang akhirannya –ber apa? Menurut ilmu Geografi, musim di Indonesia terbagi menjadi dua yaitu musim hujan dan musim kemarau. Setiap musim berlangsung selama enam bulan (kayak semesteran aja nih). Musim kemarau terjadi pada bulan April sampai September. Sedangkan musim hujan terjadi pada bulan Oktober sampai Maret. Berhubung diantara bulan Oktober-Maret itu adalah Nopember, Desember, Januari dan Februari sehingga banyak orang yang mengatakan bulan yang akhiran –ber itu adalah bulan musim penghujan.

Jumlah dan bentuk air hujan
Jumlah air hujan dapat diukur dengan menggunakan pengukur hujan. Ia dinyatakan sebagai kedalaman air yang terkumpul pada permukaan rata, dan diukur kurang lebih 0.25mm. Air hujan sering digambarkan sebagai berbentuk "lonjong", lebar di bawah dan menciut di atas, tetapi ini tidaklah tepat. Air hujan kecil hampir bulat. Air hujan yang besar menjadi semakin leper, seperti roti hamburger; air hujan yang lebih besar berbentuk payung terjun. Air hujan yang besar jatuh lebih cepat berbanding air hujan yang lebih kecil.


Jenis Hujan
Berdasarkan terjadinya, hujan dibedakan menjadi
1. Hujan siklonal, yaitu hujan yang terjadi karena udara panas yang naik disertai dengan angin berputar.
2. Hujan zenithal, yaitu hujan yang sering terjadi di daerah sekitar ekuator, akibat pertemuan Angin Pasat Timur Laut dengan Angin Pasat Tenggara. Kemudian angin tersebut naik dan membentuk gumpalan-gumpalan awan di sekitar ekuator yang berakibat awan menjadi jenuh dan turunlah hujan.
3. Hujan orografis, yaitu hujan yang terjadi karena angin yang mengandung uap air yang bergerak horisontal. Angin tersebut naik menuju pegunungan, suhu udara menjadi dingin sehingga terjadi kondensasi. Terjadilah hujan di sekitar pegunungan.
4. Hujan frontal, yaitu hujan yang terjadi apabila massa udara yang dingin bertemu dengan massa udara yang panas. Tempat pertemuan antara kedua massa itu disebut bidang front. Karena lebih berat massa udara dingin lebih berada di bawah. Di sekitar bidang front inilah sering terjadi hujan lebat yang disebut hujan frontal.
5. Hujan muson, yaitu hujan yang terjadi karena Angin Musim (Angin Muson). Penyebab terjadinya Angin Muson adalah karena adanya pergerakan semu tahunan Matahari antara Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan. Di Indonesia, secara teoritis hujan muson terjadi bulan Oktober sampai April. Sementara di kawasan Asia Timur terjadi bulan Mei sampai Agustus.
Hujan Buatan dan hujan asam
Hujan buatan
Sering kali kebutuhan air tidak dapat dipenuhi dari hujan alami. Maka orang menciptakan suatu teknik untuk menambah curah hujan dengan memberikan perlakuan pada awan. Perlakuan ini dinamakan hujan buatan (rain-making), atau sering pula dinamakan penyemaian awan (cloud-seeding). Hujan buatan adalah usaha manusia untuk meningkatkan curah hujan yang turun secara alami dengan mengubah proses fisika yang terjadi di dalam awan. Proses fisika yang dapat diubah meliputi proses tumbukan dan penggabungan (collision dan coalescense), proses pembentukan es (ice nucleation). Jadi jelas bahwa hujan buatan sebenarnya tidak menciptakan sesuatu dari yang tidak ada. Untuk menerapkan usaha hujan buatan diperlukan tersedianya awan yang mempunyai kandungan air yang cukup, sehingga dapat terjadi hujan yang sampai ke tanah. Bahan yang dipakai dalam hujan buatan dinamakan bahan semai.
Biasanya hujan yang memiliki kadar asam pH 6. Hujan di bawah pH 5.6, dianggap hujan asam. Banyak orang menganggap bahwa bau yang dicium pada saat hujan dianggap wangi atau menyenangkan. Sumber dari bau ini adalah petrichor, minyak yang diproduksi oleh tumbuhan, kemudian diserap oleh batuan dan tanah, dan kemudian dilepas ke udara pada saat hujan.

Senin, 23 November 2009

SEPASANG JEJAK KAKI

Sesaat aku menoleh kebelakang
Melihat indahnya hamparan pasir luas
Kecoklatan terpantul cahaya matahari

Ada sesuatu pada hamparan pasir itu
Ya ada sesuatu diatasnya
Sesuatu yang unik…… sungguh unik
Dan……dan itu adalah jejak kakiku

Hamparan pasir ini adalah hidupku
Dan jejak-jejak itu adalah saat-saat penting
Dimana hidup dan pengalaman menyatu
Meninggalkan sebuah kisah untuk dikenang

Pandangaku terarah pada kumpulan jejak kaki
Bukan hanya jejak kakiku, tapi juga orang terdekatku
Teman-temanku, sahabatku, pacarku dan kluargaku
Sungguh indah melihat jejak kaki
Mengelilingi dan bersatu dengan jejak kakiku
Pemandangan yang indah untuk dikenang
Kenangan yang indah untuk dilihat

Tiba-tiba kulayangkan pandanganku
Kuterheran tapi tetap kuperhatikan
Kuterpaku sembari berpikir keras
Apakah maksud semua ini ???

Pandangan yang kulihat sungguh mengherankan
Jejak kaki yang tadinya mengelilingi sepasang jejak kaki
Berubah haluan menjauhi sepasang jejak kaki itu
Hanya tersisa sedikit jejak kaki dengan sepasang jejak kaki
Dan pada akhirnya jejak kaki yang sepasang itu meninggalkan sisanya

Apa maksud semua ini
Apakah itu jejak kakiku
Apakah itu pengalamanku
Apakah itu kenanganku

Yah.. benar itu jejak kakiku
Itu tepat terukir diatas pasir yang menceritakan masalahku
Beratnya kehidupan dan masalah yang ada padaku
Jejak kaki yang tadinya adalah teman, sahabat dan pacarku
Menjauhi diriku sendiri dengan masalah
Meninggalkanku tertunduk diam
Dan pada akhirnya akulah yang pergi menjauh
Menjauh dari keluargaku…..
Orang-orang yang sungguh menyayangiku…

Kuterdiam sejenak….
Tanpa sadar air mataku menetes ….
Sungguh pilu mengingat kejadian itu,
Saat dimana kesendirian menghadapi masalah
Menjadi sebuah masalah….
Kesendirian memang menyakitkan
Ketertolakan lebih menyakitkan…

Kutatap lagi jejak kaki yang adalah jejak kakiku
Jejak yang sendiri kesepian diatas hamparan pasir luas
Jejak yang hampir-hampir tidak seperti jejak kaki…

Tiba-tiba jantungku berdetak keras….
Kuhapus air mataku….
Kutajamkan pengelihatanku…..
Lagi…lagi…dan lagi…

Tidak salah lagi ada dua pasang jejak kaki
Yang sepasang adalah punyaku
Lalu yang sepasang milik……..

Sepasang Jejak itu tidak berada terlalu dekat
Tetapi selalu ada di setiap kejadian
Saat jejak kaki yang lain pergi, ia tetap di sana
Bahkan saat jejak kakiku pergi ia senantiasa mengikuti
Jejak kaki itu selalu berusaha mendekati
Tetapi jejakku pergi menjauh….
Bahkan sepertinya jejak kakiku tidak menyadarinya..

Kucoba mengingat jejak siapakah itu
Kupejamkan mataku….
Aku mulai merasakan indahnya saat itu
Ya saat aku dalam masalah itu….

Dan kuingat itu adalah jejak kaki…..
Jejak kaki…jejak kaki itu……ya jejak kaki Yesus
Bapa dan Sahabatku….
Yang selalu setia bersamaku
Bahkan disaat aku sendiri


Aku kembali mengusap air mataku
Ini bukanlah air mata kesedihan
Air mata ini adalah keharuan dan kebahagiaan
Kenangan indah dari yang menyakitkan
Kesetiaan yang….
yang sungguh membuatku terharu

Aku diperdulikan, aku dijaga
Aku dikasihi, aku ditemani

Thanks God…..
Skarang aku mengerti……
Skarang aku memahami……
Skarang aku merasakan……….

Dan kulihat ke bawah kakiku
Dan kutemukan
Bukan hanya jejak kakiku…..
Ada jejak kakiNya disampingku….

Rabu, 28 Oktober 2009

Pengaruh sifat fisik kelapa sawit tehadap hasil proses pengolahan dan pemanfaatan sisa hasil pengolahan CPO(crude palm oil)





Pengaruh sifat fisik kelapa sawit terhadap hasil pengolahan CPO

Kelapa sawit (Elaeis guinensis) adalah tumbuhan monokotil dan merupakan bagian dari famili Palmae, subfamili Cocoinae, dan ordo Spadiciflorae. Genus Elaeis berasal dari bahasa Yunani “elaion” yang berarti minyak. Nama spesies guineensis berasal dari nama pulau tempat asalnya yaitu pulau Guinea. Genus Elaies mempunya dua spesies yang lain yang berasal dari benua Amerika yaitu E. oleifera (H.B.K).



Gambar 4.1 Kelapa Sawit

Tidak ada varietas yang spesifik pada tanaman kelapa sawit. Meskipun demikian, tanaman kelapa sawit dapat diklasifikasikan berdasarkan ketebalan dari kulit dan warna buahnya. Berdasarkan tersebut, kelapa sawit dibedakan menjadi 3 bentuk yaitu: kelapa sawit berkulit tebal, berkulit tipis, dan kelapa tak berkulit (berkulit sangat tipis).
Kelapa sawit berkulit tebal misalnya varietas dura yang persentase kulitnya 20 – 40 % atau bahkan lebih tinggi. Ketebalan kulitnya adalah 2 – 8 mm. Proporsi kernelnya (inti) cukup besar yaitu 7 – 20 % sedangkan prosentase mesocarp-nya relatif rendah.
Kelapa sawit berkulit tipis misalnya varietas tenera yang proporsi kulitnya kira-kira 5-20% dan ketebalan kulitnya tipis (0,5 -3,0 mm). Kernel atau inti sawitnya lebih kecil daripada varietas dura yaitu 3-12% dari berat buah.
Kelapa sawit juga bisa diklasifikasikan berdasarkan warna buahnya sebagai berikut :
1. Nigricens. Sebelum masak warnanya merah tua sampai hitam dan merupakan tipe kelapa sawit yang paling umum.
2. Virescen. Sebelum masak berwarna hijau, setelah masak menjadi merah terang. Tipe kelapa sawit ini tidak banyak ditemukan.
3. Albescen. Berwarna hitam saat dewasa dan mengandung sedikit atau tidak mengandung karotenoid. Jenis ini jarang sekali keberadaannya di alam.
Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah iklim tropis dengan curah hujan 2000 mm/tahun dan kisaran suhu 220-320C. Panen kelapa sawit terutama didasarkan pada saat kadar minyak mesocarp mencapai maksimum dan kandungan asam lemak minimum, yaitu pada saat buah mencapai tingkat kematangan tertentu (ripe). Kriteria kematangan yang cepat ini dapat dilihat dari warna kulit buah yang rontok pada saat tandan.
Adapun beberapasifat fisik yang mempengaruhi hasil pengolahan CPO adalah sebagai berikut:

Kriteria Kematangan Kelapa Sawit Berdasarkan Warna Kulit Buah dan Bentuk Buah

Dalam proses pengolahan kelapa sawit, tingkat kematangan buah sangat menentukan
hasil pengolahan yang diperoleh. Berikut kriteria kematangan buah yang baik untuk diolah adalah :

Varietas Warna Kulit Buah (Setelah Masak)
Nigriscens Merah Kehitaman
Varescens Merah terang
Albescens Hitam
Varietas Bentuk Buah
Dura Tidak teratur, tempurung tebal
Delidura Penampang bulat, tempurung tebal
Tenera Penampang bulat, tempurung tipis
Pisifera Penampang bulat, inti kecil

Tipe kelapa sawit
Penangkar seringkali melihat tipe kelapa sawit berdasarkan ketebalan cangkang, yang terdiri dari
Dura,
Pisifera, dan
Tenera.
Ketiga tipe ini juga merupakan factor yang dapat mempengaruhi hasil pengolahan.
Dura merupakan sawit yang buahnya memiliki cangkang tebal sehingga dianggap memperpendek umur mesin pengolah namun biasanya tandan buahnya besar-besar dan kandungan minyak per tandannya berkisar 18%.
Pisifera buahnya tidak memiliki cangkang namun bunga betinanya steril sehingga sangat jarang menghasilkan buah.
Tenera adalah persilangan antara induk Dura dan jantan Pisifera. Jenis ini dianggap bibit unggul sebab melengkapi kekurangan masing-masing induk dengan sifat cangkang buah tipis namun bunga betinanya tetap fertil. Beberapa tenera unggul memiliki persentase daging per buahnya mencapai 90% dan kandungan minyak per tandannya dapat mencapai 28%.4

kriteria tahun tanam kelapa sawit
Kelapa sawit sudah mulai mengeluarkan manggar pada umur 3 sampai 4 tahun dan pada umur 8 sampai 11 tahun telah menghasilkan lebih dari 20 ton tandan buah segar (TBS)/Ha/tahun. Pemanenan dilakukan setelah tandan berumur 5-6 bulan. Kelapa sawit dipanen terus sampai pohon berumur 30 tahun, dan pada umur 35 tahun perlu diremajakan.
Kelapa sawit berbuah setelah berumur 2,5 tahun dan buahnya masak 5,5 bulan setelah penyerbukan. Kelapa sawit dapat dipanen jika tanaman berumur 31 bulan, sedikitnya 60 % buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen. Satu tandan beratnya berkisar 10 kg lebih.
Contoh kapasitas produksi kelapa sawit jenis dura:
1. Umur tanaman 4 tahun hasil minyak = 500 kg/ha, hasil inti = 100 kg/ha
2. Umur tanaman 6 tahun hasil minyak = 1.000 kg/ha, hasil inti = 200 kg/ha
3. Umur tanaman 8 tahun hasil minyak = 1.600 kg/ha, hasil inti = 320 kg/ha
4. Umur tanaman 10 tahun hasil minyak= 2000 kg/ha, hasil inti = 400 kg/ha
5. Umur tanaman 12 tahun hasil minyak = 2250 kg/ha, hasil inti = 450 kg/ha.

Pengaruh kadar air, asam lemak dan kotoran
pengertian mutu sawit berdasarkan ukuran. Dalam hal ini syarat mutu diukur berdasarkan spesifikasi standar mutu internasional yang meliputi kadar ALB, air, kotoran, logam besi, logam tembaga, peroksida, dan ukuran pemucatan. Standart eksport yang diizinkan adalah :

ALB : 2,5% – 3 %
Kotoran : 0,02%
Kadar air : 0,15%
Dengan sttandart ini minyak murni yang dihasilkan akan mencapai rendemen 21% sampai 25/%.
Kebutuhan mutu minyak kelapa sawit yang digunakan sebagai bahan baku industri pangan dan non pangan masing.masing berbeda. Oleh karena itu keaslian, kemurnian, kesegaran, maupun aspek higienisnya harus lebih Diperhatikan. Rendahnya mutu minyak kelapa sawit sangat ditentukan oleh banyak faktor. Faktor.faktor tersebut dapat langsung dari sifat induk pohonnya, penanganan pascapanen, atau kesalahan selama pemrosesan dan pengangkutan.
a. Asam lemak bebas
Asam lemak bebas terbentuk dari hasil hidrolisis minyak kelapa sawit. Komponen utama adalah asam palmitic dengan berat molekul 256 yang mewakili berat molekul campuran asam lemak. Faktor yang menyebabkan naiknya ALB :
(a). Pemanenan
Tingkat kematangan dari buah sawit mempengaruhi naiknya ALB. Buah yang terlalu masak sangat mudah sekali memar dan menghasilkan enzyme lipase pembentuk ALB.
(b). Penanganan dan transportasi buah sawit Buah yang memar sejak panen dan selama tranport akan menyebabkan naiknya ALB. Telah terbukti bahwa naiknya ALB karena penanganan yang salah terhadap buah sawit. Stasiun penerimaan buah di pabrik harus dirancang utuk meminimalkan kerusakan buah sawit saat penanganan. Berondolan yang jatuh tergilas dan terpencet khususnya pada lantai penerimaan buah sawit harus dihindari. Buah yang tergilas tidak hanya meningkatkan ALB tetapi akan menimbulkan kerugian minyak pada kondensat sterilizer.
c). Waktu antara saat panen dan proses dipabrik.
Proses sterilisasi adalah untuk menon-aktifkan enzim lipase. Untuk meminimalkan kenaikan ALB, buah sawit harus diproses segera setelah dipanen, lebih baik pada hari yang sama.
b. Kadar air
Zat yang mudah menguap (khususnya uap air) adalah yang akan menguap pada suhu diatas 1000 C. Tingginya kandungan uap air didalam minyak kelapa sawit akan mengakibatkan hidrolisis secara autokatalis pada minyak, yang meningkatkan nilai ALB. Uap air tersebut juga mencegah terjadinya oksidasi.
c. Kadar kotoran dan ketidak murnian
Kotoran didalam minyak kelapa sawit dapat menyebabkan proses hidrolisis didalam minyak karena mengandung besi dan tembaga yang merupakan pro-oksidant. Sering penyebabnya adalah TBS kotor dan juga saat selama proses di pabrik. Sebagaimana mengontrol kadar air, kadar kotoran dapat dikontrol pada tangki clarifier dengan menjaga ketinggian lapisan minyak 25 sampai 30 cm dan dihilangkan oleh mesin purifier.


Pemanfaatan sisa hasil pengolahan CPO

Beberapa produk dari kelapa sawit yang umum diperdagangkan adalah :
a. Minyak Sawit Kasar atau Crude Palm Oil (CPO)
Berupa minyak yang agak kental berwarna kuning jingga kemerah-merahan. CPO mengandung asam lemak bebas (EFA) 5% dan mengandung banyak Carolene atau pro vitamin E (800-900 ppm).
Titik lunak berkisar antara 33-34 °C.

b. Minyak Inti Kelapa Sawit atau Palm Kernel (PKO)
Berupa minyak putih kekuning-kuningan yang diperoleh dari proses ekstraksi inti buah tanaman kelapa sawit. Kandungan asam lemak sekitar 5 %.

c. Inti Kelapa Sawit atau Palm Kernel
Merupakan buah tanaman kelapa sawit yang telah dipisahkan dari daging buah dan tempurungnya serta selanjutnya dikeringkan. Kandungan minyak yang terkandung di dalam inti sekitar 50 % dan kadar FFA-nya sekitar 5 %.

d. Bungkil Inti Kelapa Sawit atau Palm Kernel Cake
Bungkil inti kelapa sawit merupakan daging inti kelapa sawit yang telah diambil minyaknya. Minyak dihasilkan melalui proses pemerasan mekanis atau proses ekstraksi dengan pelarut yang lazim dipergunakan. Bungkil mengandung sekitar 2 % minyak.

e. Pretreated Palm Oil
Pretreated palm oil merupakan minyak yang diperoleh dari proses deguming dan prebleaching untuk persiapan “physical refining” minyak daging buah. Kadar FFA pretreated palm oil sekitar 5 %. Nilai titik lunaknya adalah 33-39 °C.

f. Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBD Palm Oil)
RBD palm oil merupakan minyak kelapa sawit yang telah mengalami proses refinasi lengkap. RBD mengandung FFA 0,15 % yang berwarna kuning kejingga-jinggaan dengan titik lunak antara 30-39 °C. RBD Palm Oil hanya digolongkan dalam satu jenis mutu.

g. Crude Palm Fatty Acid
Adalah asam lemak yang diperoleh sebagai hasil sampingan dari refinasi lengkap CPO dan fraksi-fraksinya, kandungan asam lemak bebasnya mencapai 89 %.

h. Crude Palm Oil
Berupa minyak yang berwarna merah sampai jingga. Minyak ini diperoleh dari fraksinasi CPO dengan kadar FFA 5 %. Nilai titik lunak CPO maksimum 24 °C.

g. Preteated Palm Olein
Adalah minyak yang diperoleh dari proses deguming dan prebleaching untuk persiapan “physical refining” fraksi cair CPO. Pretreated palm olein berwarna merah kekuning-kuningan dan memiliki kadar FFA sebesar 5%. Nilai titik lunaknya adalah 24 °C.

h. RBD Palm Olein
Adalah minyak yang berwarna kekuning-kuningan. RBD palm olein diperoleh dari CPO yang telah mengalami refinasi lengkap. Kadar FFA-nya sekitar 0,15 % dan titik lunak maksimumnya adalah 24 °C.

i. Crude Palm Stearin
Crude palm stearin merupakan lemak berwarna kuning sampai jingga kemerah-merahan yang diperoleh dari proses fraksinasi CPO. Crude palm stearin memiliki kadar FFA sebesar 5 % dan nilai titik lunak sekitar 48 °C.

j. Pretreated Palm Stearin
Pretreated palm stearin adalah lemak yang diperoleh dari proses degumming dan prebleaching untuk persiapan “physical refining” fraksi padat CPO. Pretreated palm stearin memiliki kandungan FFA sebesar 5 % dan nilai titik lunak 48 °C.

k. RDB Palm Stearin
Adalah fraksi lemak yang berasal dari CPO yang telah mengalami refinasi lengkap. RBD palm stearin memiliki kadar FFA sebesar 0,2 %. Nilai titik lunaknya sama dengan Crude Palm Stearin, hanya warnanya lebih kuning.

l. Palm Acid Oil
Palm acid oil adalah asam lemak yang berasal dari CPO yang telah mengalami proses netralisasi dengan soda kaustik dan dilanjutkan dengan proses pengasaman dengan asam sulfat. Palm acid oil memiliki kandungan FFA sebesar 50 % dengan total kadar lemak maksimum 95 %.

m. Crude Palm Kernel Fatty Acid
Crude palm fatty acid adalah asam lemak yang diperoleh sebagai hasil sampingan dari refinasi lengkap minyak inti sawit (PKO) dan fraksi-fraksinya. Kadar FFA-nya minimum 70 %.
Dari beberapa produk yang dihasilkan kelapa sawit diatas yang paling umum diproduksi adalah hasil minyak crude palm oil dan palm kernel oil. Selama dalam proses pengolahan nya,mulai dari tandan buah segar sampai menjadi minyak, ada bagian-bagian kelapa sawit dan sisa hasilnya yang tersisihkan Yaitu:

1. Tandan kosong
2. Cangkang
3. Bungkil inti sawit
4. Ampas
5. Lumpur minyak

Dan sisa hasil ini akan dimanfaatkan menjadi fungsi yang lain sehingaa dapat digunakan dan
tidak terbuang.

pemnafaatan tandan kosong

Secara fisik tandan kosong kelapa sawit terdiri dari berbagai macam serat dengan komposisi antara lain sellulosa sekitar 45.95%; hemisellulosa sekitar 16.49% dan lignin sekitar 22.84% (Darnoko dkk. 2002). Berdasarkan struktur tersebut dapat dibayangkan bahwa sebenarnya tandan kosong kelapa sawit adalah kumpulan jutaan serat organik yang memiliki kemampuan dalam menahan air yang ada di sekitarnya. Secara fisik struktur tersebut akan mengalami proses dekomposisi dan degradasi bahan organik sehingga akan mengalami perubahan struktur menjadi seresah. Seresah juga mempunyai fungsi dan peranan yang sama dengan tandan kosong kosong kelapa sawit yaitu mampu mempertahankan air yang ada di sekitarnya.



Gambar 4.2

Fungsi fisik aplikasi tandan kosong juga merupakan tindakan konservasi air dan tanah. Tindakan konservasi air dan tanah dapat diimplementasikan dengan penempatan tandan kosong pada daerah-daerah dengan topografi bergelombang sampai berbukit, khususnya pada daerah lereng dan punggung bukit. Contoh permasalahan sederhana tandan kosong juga dapat menahan laju kecepatan air dan butir-butir tanah yang hanyut pada proses run-off, sehingga kerusakan tanah akibat erosi dapat diminimalisasi. Khusus pada tanah berpasir, kemampuan tandan kosong dalam menyerap kembali air dan menahan air di antara susunan serat yang menjadi pendukung struktur tandan kosong akan mampu mempertahankan iklim mikro di sekitarnya. Kelembaban tanah yang dipertahankan terutama di sekitar daerah sistem perakaran akan sangat membantu proses pertumbuhan akar. Selain itu juga membantu proses pelarutan nutrisi yang berasal dari pupuk anorganik sehingga dapat tersedia dan diserap oleh tanaman.
Untuk di pabatu, tandan kosong akan digunakan untuk bahan bakar pada ketel uap. Dan sisanya akan dibawa kekebun.

pemanfaatan cangkang dan serat
Fiber dan cangkang umumnya digunakan sebagai bahan bakar boiler. Uap dari boiler dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik dan untuk merebus TBS sebelum diolah di dalam pabrik.

inti sawit
Bungkil inti sawit merupakan hasil samping dari pemerasan daging buah inti sawit. Proses mekanik yang dilakukan dalam proses pengambilan minyak menyebabkan jumlah minyak yang tertinggal relatif cukup banyak (sekitar 7 9 %). Hal ini menyebabkan bungIdl inti sawit cepat tengik akibat oksidasi lemak yang masih tertinggal Kandungan protein baban ini cukup tinggi, yaitu sekitar 12 16%, dengan kandungan serat kasar yang cukup tinggi (36%). Bungkil inti sawit biasanya terkontaminasi dengan pecahan cangkang sawit dengan jumlah sekitarl5 17%. (Anonymous, 2002). Pecahan cangkang ini mempunyai tekstur yang sangat keras dan tajam. Hal im menyebabkan bahan tersebut kurang disukai ternak dan dikhawattrkan dapat merusak dincling saluran pencernaan pada ternak muda.
Penelitian penggunaan bungkil inti sawit dalam ransum sapi perah, sapi potong, domba, dan kambing sudah dilaporkan. Produksi susu sapi peranakan Sahiwal friesian (produksi susu 7,7 kgAiari selarna, masa produksi 200 hari) dengan ransum yang mengandung bungkil inti sawit tidak berbeda nyata dengan produksi susu ransum konvensional (8,4 kg) (Anonymous, 2002). Umumnya pada peternakan sapi perah diberikan ransum konsentrat dengan komposisi bungkil inti sawit 64,5%, jagung 25,0%, bungkil kedelai 8,0%, garam 1,00/o, dan campuran mineral/vitamin.
Penggemukan sapi dapat dilakukan dengan pemberian bungIdl inti sawit tanpa serat dengan pertumbuhan 749 g/h/e (Mustaffa Babjee et al., 1984). Padmowijoto et al. (1988) melakukan penelitian pemberian bungkil inti sawit (21, 35, dan 60 % dalam konsentrat dengan jenis imbangan hijauan masing masing 15/85, 30/70, dan 45/55) pada peranakan Ongole dan peranakan Friesian Holstein. Perbedaan imbangan hijauan dengan bungkil inti sawit ini tidak menyebabkan perbedaan yang nyata terhadap kineria sapi. Kualitas dagmg sapi juga tidak dipengarulu perlakuan ransum.

pemanfaatan ampas
Pengolahan minyak kelapa murni menghasilkan produk samping berupa ampas kelapa. Ampas kelapa yang dihasilkan masih memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi terutama protein. Hal ini menyebabkan ampas kelapa berpotensi untuk diolah menjadi pakan. Salah satu cara yang dapat dipergunakan untuk mengolah ampas kelapa menjadi pakan adalah dengan fermentasi. Proses fermentasi dilakukan dengan menggunakan spora Aspergillus niger. Proses fermentasi dilakukan secara bertahap, yaitu dengan fermentasi aerob kemudian dilanjutkan dengan fermentasi anaerob (proses enzimatis). Hasil analisa menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kadar protein ampas kelapa setelah fermentasi dari 11,35% menjadi 26,09% atau sebesar 130% dan penurunan kadar lemak sebesar 11,39%. Kecernaan bahan kering dan bahan organik meningkat masing-masing dari 78,99% dan 98,19% menjadi 95,1% dan 98,82%. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pakan yang dihasilkan cukup aman untuk ternak, yaitu dengan kandungan aflatoksin < 20 ppb.
Untuk dipabatu, ampas – ampas ini masih mengandung kadar minyak sekitar 24%. Dan dimanfaatkan untuk makanan ternak seperti ayam, dan hewan ternak lainnya. Ampas ini mengandung kadar gizi untuk hewan. Dan untuk menghasilkan bahan makanan yang lebih baik lagi, ampas ini diolah kembali melalui beberapa proses secara kimia agar menghasilkan bahan makanan ternak yang lebih maksimal.


pemanfaatan lumpur

Definisi limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab pencemaran terdiri dari zat atau bahan yang tidak mempunyai kegunaan lagi bagi masyarakat. Limbah industri kebanyakan menghasilkan limbah yang bersifat cair atau padat yang masih kaya dengan zat organik yang mudah mengalami peruraian. Kebanyakan industri yang ada membuang limbahnya ke perairan terbuka, sehingga dalam wakt yang relatif singkat akan terjadi bau busuk sebagai akibat terjadinya fermentasi limbah. Sebagian pengusaha industri yang akan membuang limbah diwajibkan mengolah terlebih dahulu untuk mencegah pencemaran lingkungan hidup
disekitarnya.
Metode yang digunakan adalah pengolahan limbah secara fisik, kimia dan biologi atau kombinasi untuk mengatasi pencemaran. Limbah cair yang berasal dari industri sangat bervariasi, serta tergantung dari jenis dan besar kecilnya industri. Pada saat ini umumnya industri melakukan pengolahan limbah cair secara kimia yaitu proses koagulasi –flokulasi, sedimentasi dan secara flotasi dengan menggunakan udara terlarut, serta pengolahan limbah cair secara biologi yaitu proses aerob dan proses anaerob. Proses kimia seringkali kurang efektif dikarenakan biaya untuk pembelian bahan kimianya cukup tinggi dan pada umumnya pengolahan air limbah secara kimia akan menghasilkan sludge yang cukup banyak, sehingga industri harus menyediakan prasarana untuk penanganan sludge. Pada pengolahan limbah cair secara flotasi akan menggunakan energi yang cukup banyak. Pada proses pengolahan limbah secara biologi, umumnya menggunakan lahan yang cukup luas dan energy yang banyak dan menjadi pertimbangan bagi industri yang terletak didaerah yang mempunyai lahan sempit. Berdasarkan data diatas, maka untuk meminimisasi masalah tersebut salah satu teknologi yang dapat digunakan pada pengolahan limbah cair adalah teknologi membran.
Penurunan kualitas air dapat disebabkan oleh adanya kandungan bahan organik dan anorganik yang berlebihan. Adanya senyawa organik dalam perairan akan dirombak oleh bakteri dengan menggunakan oksigen terlarut. Perombakan ini akan menjadi masalah jika senyawa organik terdapat dalam jumlah yang banyak Penguraian senyawa organik akan memerlukan oksigen yang sangat, sehingga dapat menurunkan kadar oksigen terlarut perairan samapai titik yang terendah akibat dekomposisi aerobik akan terjadi, sehingga pemecahan selanjutnya akan dilakukan oleh bakteri anaerobik. Pada saat ini pengolahan limbah cair industri kelapa sawit umumnya dilakukan dengan menggunakan metode proses kombinasi, yaitu fisika dan biologi. Metode ini mempunyai kelebihan pengolahannya cukup murah, tetapi kekurangannya adalah lahan yang digunakan untuk pengolahan limbah cair cukup besar, tetapi bagi industri yang mempunyai lahan terbatas karena proses diatas sulit dilakukan untuk membantu industri yang mempunyai keterbatasan lahan, maka kami mencoba untuk menggunakan teknologi membran dalam pengolahan air limbah industri kelapa sawit. Teknik pemisahan dengan membran umumnya berdasarkan ukuran partikel dan berat molekul dengan gaya dorong berupa beda tekan, medan listrik dan beda konsentrasi. Proses pemisahan dengan membran yang memakai gaya dorong berupa beda tekan umumnya dikelompokkan menjadi empat jenis diantaranya mikromembran, ultramembran, nanomembran dan reverse osmosis.
Teknologi membran memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan proses
lain, antara lain :
• Pemisahan dapat dilakukan secara kontinu
• Konsumsi energi umumnya relatif lebih rendah
• Proses membran dapat mudah digabungkan dengan proses pemisahan lainnya
( hybrid processing)
• Pemisahan dapat dilakukan dalam kondisi yang mudah diciptakan
• Mudah dalam scale up
• Tidak perlu adanya bahan tambahan
• Material membrane bervariasi sehingga mudah diadaptasikan pemakaiannya.
Kekurangan teknologi membran antara lain : fluks dan selektifitas karena pada proses membrane umumnya terjadi fenomena fluks berbanding terbalik dengan selektifitas. Semakin tinggi fluks seringkali berakibat menurunnya selektifitas dan sebaliknya. Sedangkan hal yang diinginkan dalam proses berbasiskan membrane adalah mempertinggi fluks dan selektifitas.
Hasil dari proses ini adalah :
1.Pengolahan air limbah menggunakan kombinasi anaerob-membran RO,menghasilkan effluent yang dapat memenuhi baku mutu air limbah, tetapi belum memenuhi standar mutu air minum terutama untuk warna
2. Pengolahan air limbah menggunakan kombinasi anaerob-aerob-membran RO, menghasilkan effluent yang memenuhi persyaratan air minum, tidak berwarna, sehingga dapat direcycle lagi untuk proses produksi.
3. Pengolahan air limbah dengan menggunakan membran keramik menghasilkan effluent yang dapat memenuhi persyaratan mutu air limabh, tetapi belum memenuhi standar mutu air minum.

Minggu, 18 Oktober 2009

PARAMETER AKUISISI DATA

Sistem Akuisisi Data adalah kumpulan komponen yang saling bekerja sama yang tujuannya melakukan pengumpulan, penyimpanan, pengolahan data, dan distribusi data untuk menghasilkan informasi yang bermakna dan berguna untuk proses pengambilan keputusan. Sebuah Sistem Akuisisi Data secara aktual berupa interface antara lingkungan analog dengan lingkungan digital. Lingkungan analog meliputi transduser dan pengkondisi sinyal dengan segala perlengkapannya, sedangkan lingkungan digital meliputi Analog to Digital Converter.
Sistem akuisisi data berfungsi sebagai antarmuka (interface) antara dunia nyata (real world) parameter fisik, yang analog, dengan dunia komputer, yang digital.

Akuisisi data seismik mempunyai peran penting dalam kegiatan eksplorasi seismik. Tujuan dari akuisisi data seismik pada prinsipnya adalah untuk mendapatkan kualitas data seismik yang baik. Kualitas data yang baik akan menghasilkan interpretasi data seismik yang cukup akurat, yaitu dapat mencerminkan struktur geologi batuan bawah permukaan suatu daerah prospek hidrokarbon. Dalam desain akuisisi data seismik refleksi, penentuan dan pemilihan parameter geometri sangat menentukan terhadap kualitas data seismik yang akan diperoleh. Parameter geometri tersebut meliputi hal sebagai berikut : near offset, far offset, interval geophone, interval sumber energi (source), jumlah penerima (receiver), jumlah sumber energi, fold, panjang lintasan, dan sebagainya.

Keberhasilan akusisi data bergantung pada jenis sumber energi yang dipilih. Sumber energi seismik dapat dibagi menjadi dua yaitu sumber impulsif dan vibrator. Sumber impulsif adalah sumber energi seismik dengan transfer energinya terjadi secara sangat cepat dan suara yang dihasilkan sangat kuat, singkat dan tajam. Sumber energi impulsif untuk akuisisi data seismik yang digunakan untuk akusisi data seismik di laut adalah air gun. Sumber energi vibrator merupakan sumber energi dengan durasi beberapa detik. Panjang sinyal input dapat bervariasi. Gelombang outputnya berupa gelombang sinusoidal. Seismik refleksi resolusi tinggi menggunakan vibrator dengan frekuensi 125 Hz atau lebih.

Dalam pelaksanaan suatu rancangan survey akuisisi data akan diperoleh informasi selengkap mungkin dengan noise serendah mungkin (perbandingan S/N tinggi). Secara garis besar urutan pengerjaan pengolahan data adalah sama. Secara umum tahap akuisisi data dalam pengolahan data seismik adalah sebagai berikut :



Data seismik dalam bentuk digital direkam dalam pita magnetik dengan standar format tertentu. Standar format ini dilakukan oleh SEG (Society of Exploration Geophysics).
Geophysics). Magnetic tape yang digunakan biasanya adalah tape dengan format: SEG-A, SEG-B, SEG-C, SEG-D, dan SEG-Y. Format data terdiri dari header dan amplitudo. Header berisi informasi mengenai survei, project dan parameter yang digunakan dan informasi mengenai data

Data seismik yang tersimpan dalam format multiplex dalam pita magnetik lapangan sebelum diperoses terlebih dahulu harus diubah susunannya. Data yang tersusun berdasarkan urutan pencuplikan disusun kembali berdasarkan receiver atau channel (demultiplex).

Tahapan ini dimaksudkan untuk mendefinisikan geometri dari data yang telah di-loading agar sesuai dengan geometri penembakan pada akusisi data di lapangan. sehingga nantinya menghasilkan kenampakan data seismik yang lebih mudah diinterpretasi.

Pada proses akuisisi yang dilakukan seringkali hasil rekaman terganggu oleh beberapa sebab, seperti pembalikan polaritas, trace mati, berbagai jenis noise (Ground roll, koheren dan random noise) yang jika tidak dihilangkan terlebih dahulu akan sangat mengganggu dalam proses pengolahan data

Dekonvolusi dilakukan untuk menghilangkan atau mengurangi pengaruh ground roll, multiple, reverberation, ghost serta memperbaiki bentuk wavelet yang kompleks akibat pengaruh noise. Dekonvolusi merupakan proses invers filter karena konvolusi merupakan suatu filter. Bumi merupakan low pass filter yang baik sehingga sinyal impulsif diubah menjadi wavelet yang panjangnya sampai 100 ms. Wavelet yang terlalu panjang mengakibatkan turunnya resolusi seismik karena kemampuan untuk membedakan dua event refleksi yang berdekatan menjadi berkurang.

Tujuan dari analisis kecepatan adalah untuk menentukan kecepatan yang sesuai untuk memperoleh stacking yang terbaik. Pada grup trace dari suatu titik pantul, sinyal refleksi yang dihasilkan akan mengikuti bentuk pola hiperbola. Prinsip dasar analisa kecepatan pada proses stacking adalah mencari persamaan hiperbola yang tepat sehingga memberikan stack yang maksimum

Stacking trace merupakan tahapan pengolahan data seismik dimana seluruh data trace seismik dikoreksi NMO kemudian di-stack (stacking). Dalam proses stacking trace kecepatan yang digunakan ialah kecepatan stack. Kecepatan stacking dapat diperoleh dari hasil analisis kecepatan sebelumnya dengan melihat amplitudo stack yang paling optimum. Kecepatan ini seringkali disebut juga kecepatan NMO saja. Untuk jarak offset yang kecil, kecepatan stacking sama dengan kecepatan RMS.
Hasil akhir stacking trace ialah sebuah penampang seismik yang belum termigrasi atau dikenal dengan nama stacked section. Penampang ini ditampilkan dalam format wiggle trace, yakni format default display yang disediakan oleh ProMAX.

Gambar Penampang Seismik Hasil Stack (Stacked Section):



Migrasi adalah proses yang dilakukan untuk memindahkan data seismik ke posisi yang benar secara horisontal maupun vertikal. Ketidaktepatan posisi reflektor ini disebabkan oleh efek difraksi yang terjadi ketika gelombang seismik mengenai ujung/puncak dari suatu diskontinuitas akibat adanya struktur geologi, seperti lipatan atau sesar. Migrasi dilakukan dengan cara menggeser reflektor ke arah up-dip sepanjang garis kurva hiperbolik di mana bentuk dari hiperbola tersebut bergantung pada kecepatan medium tempat gelombang seismik tersebut merambat.

Gambar Penampang Seismik Hasil Migrasi (Migrated Section).

Sabtu, 17 Oktober 2009

Dimana Letak Bahagia Ku?


"Tempat untuk berbahagia itu ada disini. Waktu untuk berbahagia itu kini.Cara untuk berbahagia ialah dengan membuat orang lain berbahagia"
-- Robert G. Ingersoll

Di mana letak kebahagiaan Ku sesungguhnya? Apakah pada moleknya tubuh? ..Jelitanya rupa? Tumpukan harta?

....atau barangkali punya mobil mewah & tingginya jabatan?

Jika itu semua sudah Ku dapatkan, apakah Aku bisa memastikan bahwa Aku *akan* bahagia?

ternyata limpahan harta tidak selalu mengantarkan pada kebahagiaan, kekayaan yang melimpah bukan jaminan akhir kehidupan yang bahagia!

Kebahagiaan memang menjadi faktor yang begitu didambakan bagi semua orang.
Hampir segala tujuan muaranya ada pada kebahagiaan. Kebanyakan orang baru bisa merasakan *hidup* jika sudah menemukan kebahagiaan.

di mana Aku bisa mencari kebahagiaan?

Apakah di pusat pertokoan? Salon kecantikan yg mahal? Restoran mewah? Di Hawaii?
di Paris? atau di mana?

Sesungguhnya, kebahagiaan itu tdk perlu dicari kemana-mana... karena ia ada di hati setiap manusia.

Carilah kebahagiaan dalam hatimu!
Telusuri 'rasa' itu dalam kalbumu!
Percayalah, ia tak akan lari kemana-mana...

tips bagaimana kita sesungguhnya bisa
mendapatkan kebahagiaan *setiap hari*.

1. Mulailah Berbagi!

Ciptakan suasana bahagia dengan cara berbagi dengan orang lain. Dengan cara
berbagi akan menjadikan hidup kita terasa lebih berarti.

2. Bebaskan hati dari rasa benci, bebaskan pikiran dari segala kekhawatiran.

Menyimpan rasa benci, marah atau dengki hanya akan membuat hati merasa tidak
nyaman dan tersiksa.

3. Murahlah dalam memaafkan!

Jika ada orang yang menyakiti, jangan balik memaki-maki. Mendingan berteriak
"Hey! Kamu sudah saya maafkan!!".

Dengan memiliki sikap demikian, hati kita akan menjadi lebih tenang, dan
amarah kita bisa hilang.

4. Lakukan sesuatu yang bermakna.

Hidup di dunia ini hanya sementara. Lebih baik gunakan setiap waktu
dan kesempatan yang ada untuk melakukan hal-hal yang bermakna, untuk diri
sendiri, keluarga, dan orang lain.

5. jangan terlalu banyak berharap pada orang lain, karena akan kecewa!

kebahagiaan merupakan tanggung jawab masing-masing, bukan tanggung jawab teman, keluarga, kekasih, atau orang lain.

Lebih baik kita perbanyak harap hanya kepada Yang Maha Kasih dan Kaya. Karena Dia-lah yang menciptakan kita, dan Dia-lah yang menciptakan segala 'rasa', termasuk rasa bahagia yang selalu Aku inginkan. ^_^'